• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Iklan & Kerjasama
  • Kontributor
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak
Friday, October 31, 2025
Majalahnarasi.id
Advertisement
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian
No Result
View All Result
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian
No Result
View All Result
Majalahnarasi.id
No Result
View All Result
Home Pemerintahan Bandar Lampung

Ketika Bahasa Menjadi Senjata Politik: Muhammad Alfariezie dan Puisi Imaji-Sosial yang Mengguncang Bandar Lampung

by Melda
October 22, 2025
in Bandar Lampung
Ketika Bahasa Menjadi Senjata Politik: Muhammad Alfariezie dan Puisi Imaji-Sosial yang Mengguncang Bandar Lampung
585
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MAJALAH NARASI— Dalam lanskap sastra kontemporer Indonesia, nama Muhammad Alfariezie menonjol sebagai penyair muda yang mampu menggabungkan kecerdasan imajistik dengan kritik sosial-politik yang tajam. Lahir dan besar di Kota Bandar Lampung, Alfariezie tidak hanya menguasai teknik satire sosialisme, tetapi juga lihai menyisipkan frasa imaji abstrak yang mampu membangun kesadaran kritis masyarakat melalui karya-karyanya.

Salah satu karya terbarunya, puisi Benih Khianat di Kota Merdeka, menegaskan kemampuan Alfariezie memanfaatkan bahasa sebagai senjata moral dan politik. Puisi ini menyoroti praktik penyalahgunaan kekuasaan di tingkat lokal, khususnya oleh pejabat pemerintahan Kota Bandar Lampung, dan sekaligus menjadi cerminan perasaan kolektif masyarakat terhadap ketidakadilan yang mereka saksikan.

Imaji Sebagai Pisau Analisis Sosial

Puisi Benih Khianat di Kota Merdeka bisa dibaca melalui lensa imajisme (imagism), sebuah teori puisi yang digagas Ezra Pound dan Amy Lowell. Imajisme menekankan kesederhanaan bahasa, kejelasan citraan, dan kepadatan makna. Dalam konteks puisi Alfariezie, setiap imaji berfungsi sebagai alat berpikir visual yang memudahkan pembaca merasakan secara langsung ketidakadilan dan dilema sosial yang terjadi di Kota Bandar Lampung.

Berita Lainnya

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie

Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu

Skandal SMA Siger di Bandar Lampung Memanas, Ketua Yayasan Diduga Eks Pejabat Tinggi Bappeda

Contoh imaji paling menonjol terdapat pada larik awal:

Masa depan Bandar Lampung
enggak boleh tumbuh dari
benih-benih khianat wali kota

Di sini, “benih khianat” menjadi simbol kuat tentang proses pertumbuhan masa depan kota yang justru dirusak dari akarnya. Simbol ini bukan sekadar metafora etis, tetapi kritik nyata terhadap kebijakan atau tindakan politik yang korup dan merugikan masyarakat. Alfariezie memanfaatkan imaji ini untuk menggugah kesadaran pembaca, menegaskan bahwa kemajuan kota tidak bisa lahir dari fondasi yang busuk.

Kontras Nasional dan Realitas Lokal

Larik selanjutnya:

Bandar Lampung bercita-cita
Sama dengan Indonesia

menampilkan imaji nasional yang menegaskan bahwa Bandar Lampung, meski kota kecil, memiliki aspirasi setara dengan idealisme negara. Namun, imaji ini segera dibenturkan dengan realitas lokal yang korup:

Kota ini terhina jika menjebak
siswa untuk enggak berijazah
demi ide penggila mencuil
duit negara

Kontras ini menciptakan guncangan moral visual, memperlihatkan dua wajah Kota Bandar Lampung: satu ideal, satu bobrok. Alfariezie secara visual menempatkan pembaca di tengah konflik etika yang kompleks, menghadirkan pengalaman estetis sekaligus politis.

Empati Kolektif dan Masa Depan Digital

Penggunaan repetisi kata “kasihan” dalam larik-larik berikut:

Kasihan jika nanti sulit
membangun hijau klan digital
Kasihan bila ke depan terus
mengurus pra sejahtera

menunjukkan kemampuan penyair membangun imaji empatik yang menyentuh hati. “Hijau klan digital” menghadirkan citraan futuristik, sebuah kota yang modern, ramah lingkungan, dan inklusif, tetapi terhalang oleh kebijakan buruk. Kata “kasihan” mempertegas luka kolektif masyarakat yang terjebak dalam birokrasi yang cacat.

Klimaks Politik dan Revolusi Rakyat

Puncak puisi muncul pada larik:

Kota ini merdeka bukan untuk
mereka yang bejat! Daulat
rakyat untuk kita yang hebat

Di sini, Alfariezie memunculkan imaji revolusioner. Kata “Daulat rakyat” menjadi simbol kebangkitan politik masyarakat sipil, bukan sekadar slogan, tetapi seruan nyata untuk melawan penguasa yang menyeleweng. Imaji “kita yang hebat” menghadirkan rasa optimisme kolektif, mengajak pembaca untuk menjadi bagian dari perubahan sosial.

Bahasa Sebagai Senjata Visual

Keunggulan puisi Alfariezie terletak pada transformasi bahasa menjadi senjata visual yang kompleks. Imaji — dari “benih khianat” hingga “daulat rakyat” — bergerak dari kritik individu ke refleksi sosial dan akhirnya aspirasi nasional. Struktur ini menunjukkan keterampilan penyair dalam mengolah citraan sebagai alat perjuangan moral dan politik, menjadikan puisi tidak hanya karya sastra tetapi juga manifesto etika publik.

Kesimpulan: Imaji-Sosial Politik sebagai Identitas Baru

Puisi Benih Khianat di Kota Merdeka membuktikan bahwa Alfariezie bukan sekadar penyair estetis, tetapi juga pengamat sosial-politik yang tajam. Imaji yang digunakan bersifat komunikatif, mendidik, sekaligus menggugah. Melalui karya ini, penyair muda Bandar Lampung menegaskan bahwa kemerdekaan sejati sebuah kota hanya bisa tumbuh dari benih kejujuran, keadilan, dan keberpihakan pada rakyat. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi senjata moral yang mampu mengubah cara masyarakat memandang kekuasaan, tanggung jawab, dan masa depan kota.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: BandarLampungImajistikKritikSosialMuhammadAlfarieziePolitikLokalPuisiLampung
Previous Post

Bupati Lampung Selatan Resmikan Jalan Way Harong-Simpang Sidoharjo, Dorong Mobilitas dan Ekonomi Desa Agom

Next Post

SMP 13 Bandar Lampung Buming! Kasus Bullying yang Menyentak Publik dan Mengancam Masa Depan Remaja

Melda

Melda

Related Posts

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie
Bandar Lampung

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie

by Melda
October 30, 2025
Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu
Bandar Lampung

Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu

by Melda
October 29, 2025
Skandal SMA Siger di Bandar Lampung Memanas, Ketua Yayasan Diduga Eks Pejabat Tinggi Bappeda
Bandar Lampung

Skandal SMA Siger di Bandar Lampung Memanas, Ketua Yayasan Diduga Eks Pejabat Tinggi Bappeda

by Melda
October 28, 2025
Bupati Tinjau SPPG Padang Manis, Pastikan Pemberian Gizi Anak dan Ibu Hamil Berkualitas di Way Lima
Bandar Lampung

Bupati Tinjau SPPG Padang Manis, Pastikan Pemberian Gizi Anak dan Ibu Hamil Berkualitas di Way Lima

by Melda
October 28, 2025
Aktivis ’98 Serukan “Revolusi Demokrasi Pancasila”, Tuntut Elit Politik Bangkit dari Bayang-Bayang Uang
Bandar Lampung

Aktivis ’98 Serukan “Revolusi Demokrasi Pancasila”, Tuntut Elit Politik Bangkit dari Bayang-Bayang Uang

by Melda
October 28, 2025
Next Post
SMP 13 Bandar Lampung Buming! Kasus Bullying yang Menyentak Publik dan Mengancam Masa Depan Remaja

SMP 13 Bandar Lampung Buming! Kasus Bullying yang Menyentak Publik dan Mengancam Masa Depan Remaja

Recommended

Guncang Kredibilitas Kejati Lampung, Ferdi Gunsan Bongkar Blunder Fatal dalam Kasus Korupsi PI 10%

Guncang Kredibilitas Kejati Lampung, Ferdi Gunsan Bongkar Blunder Fatal dalam Kasus Korupsi PI 10%

September 25, 2025
Sekolah Digital: Apakah Ini Jawaban Pendidikan 2025?

Sekolah Digital: Apakah Ini Jawaban Pendidikan 2025?

September 24, 2025

Categories

  • Bandar Lampung
  • Beasiswa & Karir
  • Berita Pendidikan
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lampung Barat
  • Lampung Selatan
  • Lampung Tengah
  • Lampung Utara
  • Literasi & Budaya
  • Multimedia
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Pesawaran
  • Pringsewu
  • Riset & Opini
  • Tanggamus
  • Teknologi Pendidikan
  • Tips Belajar & Ujian
  • Uncategorized

Don't miss it

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie
Bandar Lampung

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie

October 30, 2025
Sudah Tak Relevan, RTRW Kabupaten Pringsewu Mendesak untuk Direvisi
Pringsewu

Sudah Tak Relevan, RTRW Kabupaten Pringsewu Mendesak untuk Direvisi

October 30, 2025
Program Makanan Bergizi Gratis Resmi Jalan! SPPG Polres Pringsewu Siap Layani Ribuan Siswa Tiap Hari, Sekolah dan Warga Sambut Antusias
Pringsewu

Program Makanan Bergizi Gratis Resmi Jalan! SPPG Polres Pringsewu Siap Layani Ribuan Siswa Tiap Hari, Sekolah dan Warga Sambut Antusias

October 30, 2025
Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu
Bandar Lampung

Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu

October 29, 2025
Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-97 di Kabupaten Pringsewu Menjadi Sorotan, Semangat Pemuda Menggema di Lapangan Pemkab
Pesawaran

Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-97 di Kabupaten Pringsewu Menjadi Sorotan, Semangat Pemuda Menggema di Lapangan Pemkab

October 29, 2025
Semangat Sumpah Pemuda Menggema di Polres Tanggamus: Generasi Muda Didorong Jadi Penentu Sejarah Bangsa
Tanggamus

Semangat Sumpah Pemuda Menggema di Polres Tanggamus: Generasi Muda Didorong Jadi Penentu Sejarah Bangsa

October 28, 2025
Majalahnarasi.id

© 2025 - Majalahnarasi.id

No Result
View All Result
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian

© 2025 - Majalahnarasi.id