MAJALAH NARASI– Netizen dan warga Bandar Lampung lagi heboh nih soal keberadaan Yayasan Siger Prakarsa Bunda, yang membawahi SMA Siger Bandar Lampung. Soalnya, yayasan ini kayak nggak punya kantor resmi untuk operasionalnya. Warga Gang Waru 1, Kalibalau Kencana, Kedamaian, bahkan nggak ada yang tahu lokasi kantor sekretariat yayasan ini. Padahal, akte notaris yayasan ini resmi diterbitkan pada 31 Juli 2025.
Ketika redaksi coba klarifikasi ke dua staf kelurahan Kalibalau Kencana yang berjilbab, mereka bilang kalau Lurah Hendra Setiawan lagi nggak di tempat karena menghadiri rapat dengan camat sekitar pukul 12.30 WIB. Untuk mencari info lebih lanjut, staf kelurahan mencoba menanyakan ke Ketua RT 10–13 di Gang Waru 1, tapi lagi-lagi nihil. Tidak ada satupun warga yang tahu letak kantor sekretariat yayasan sesuai yang tertera di akte notaris.
Yang bikin tambah seru, alamat yang tercantum dalam akte notaris tersebut diduga adalah kediaman Plt Kadisdikbud Kota Bandar Lampung, Eka Afriana. Dugaan ini muncul dari catatan buku absen kelurahan Kalibalau Kencana, yang menunjukkan adanya pengajuan permohonan domisili dengan nama Eka Afriana sebagai pemohon. Hal ini otomatis bikin publik bertanya-tanya, apakah yayasan ini benar-benar beroperasi atau sekadar “yayasan hantu” yang hanya formalitas administrasi.
Dua staf kelurahan tadi menambahkan kalau Lurah Hendra Setiawan kemungkinan satu-satunya yang tahu keberadaan kantor sekretariat ini, tapi mereka menolak memberikan nomor kontaknya. Akibatnya, upaya klarifikasi lanjutan masih harus terus dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai keberadaan yayasan tersebut.
Publik pun mulai penasaran: bagaimana bisa sebuah yayasan yang membawahi sekolah swasta, termasuk SMA Siger, berjalan tanpa kantor administratif yang jelas? Apakah ini terkait dengan kasus dugaan ilegalitas SMA Siger yang sebelumnya ramai diperbincangkan? Misteri keberadaan kantor yayasan ini semakin menambah daftar pertanyaan publik dan kemungkinan memicu investigasi lebih lanjut dari pihak berwenang.
Ke depan, warga dan penggiat pendidikan berharap adanya transparansi penuh soal keberadaan dan operasional yayasan ini, supaya masyarakat tidak lagi dibuat bingung dan potensi penyalahgunaan fasilitas pendidikan bisa dicegah. Stay tuned, karena kisah yayasan “misterius” ini masih akan terus berkembang!***














