MAJALAH NARASI— Gelombang kritik muncul dari kader senior PDI Perjuangan Lampung menjelang Konferda, forum lima tahunan untuk pergantian kepemimpinan DPD. Mereka menyoroti performa partai yang dianggap terus mengalami kekalahan beruntun di berbagai ajang politik, termasuk Pemilu Legislatif, Pilkada, dan Pilpres.
Dalam pernyataan resmi, para kader menekankan sejumlah masalah krusial:
Kinerja pengurus yang dipertanyakan: Kekalahan berulang dianggap sebagai cermin buruknya manajemen internal partai.
Sekat dan pengkotak-kotakan kader: Struktur kepengurusan yang terfragmentasi berdampak langsung pada perolehan suara partai.
Ketidakhadiran Ketua DPD dalam agenda politik: Kurangnya keterlibatan ketua DPD Lampung dianggap merugikan eksistensi partai.
Proses penjaringan calon ketua yang kontroversial: Ada laporan intimidasi terhadap fraksi dan jajaran PAC dalam pemilihan calon ketua baru.
Tulus Purnomo, salah satu kader senior dan penandatangan pernyataan ini, membenarkan isu tersebut. “Iya benar, pernyataan sikap kader Banteng Lampung,” ungkapnya singkat.
Akibat temuan ini, kader senior menyimpulkan adanya indikasi kesalahan dalam kepemimpinan Ketua DPD Lampung periode 2020-2025. Sebagai langkah tegas, mereka menyerukan:
1. Evaluasi menyeluruh oleh DPP terhadap kinerja Ketua DPD Lampung.
2. Pergantian kepemimpinan: Sudin tidak diberi kesempatan menjabat kembali periode 2025-2030.
3. Penunjukan calon pengganti: Sutono diusulkan sebagai calon Ketua DPD Lampung periode 2025-2030, diharapkan mampu menyatukan seluruh komponen partai dan memimpin konsolidasi kemenangan Pemilu mendatang.
Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa dinamika politik PDI Perjuangan Lampung akan semakin panas menjelang Konferda mendatang.***














