MAJALAH NARASI– Program revitalisasi sekolah yang menjadi prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menunjukkan kemajuan signifikan. Dari total 13.834 sekolah yang ditargetkan, tercatat 11.179 sekolah telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kemendikdasmen, meliputi 1.260 PAUD, 3.903 SD, 3.974 SMP, dan 2.042 SMA. Target akhir dari program ini adalah seluruh pembangunan fisik sekolah selesai pada Desember 2025.
Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Gogot Suharwoto, mengatakan bahwa hingga akhir September 2025, sebanyak 12 sekolah telah rampung revitalisasinya, dan pada Oktober mendatang diperkirakan lebih dari 800 sekolah akan menyelesaikan pembangunan fisiknya. “Kami optimistis, akhir tahun seluruh target bisa terpenuhi,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (11/9/2025).
Skema pembiayaan revitalisasi menggunakan sistem swakelola sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC). Mekanisme ini berbeda dari program sebelumnya dengan tiga pembaruan penting: pertama, pengelolaan dilakukan langsung oleh Kemendikdasmen, bukan Kementerian Pekerjaan Umum; kedua, dana masuk langsung ke rekening sekolah dan dikelola secara transparan melibatkan masyarakat; ketiga, pembangunan dilaksanakan oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) bersama tenaga teknis profesional.
“Skema swakelola sudah dikenal lebih dari 20 tahun dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah. Kini sekolah memiliki kewenangan penuh untuk merancang, membelanjakan, membangun, dan mempertanggungjawabkan anggaran secara akuntabel. Model ini juga memberikan efek positif terhadap perekonomian warga sekitar,” kata Gogot.
Selain revitalisasi, terdapat 67 sekolah baru yang menerima bantuan pembangunan unit sekolah baru (USB), terdiri dari 37 PAUD dan 30 SMA. Proses pencairan dana dibagi menjadi dua tahap: tahap I sebesar 70 persen sudah disalurkan ke 9.595 sekolah, sedangkan tahap II sebesar 30 persen akan dicairkan setelah progres pembangunan fisik mencapai 70 persen.
Kemendikdasmen menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung normal selama proses revitalisasi. Guru tidak dibebani urusan administrasi pembangunan karena tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan P2SP.
Dengan capaian ini, pemerintah optimistis revitalisasi sekolah akan selesai sesuai target. Program ini diharapkan menghadirkan lingkungan belajar yang lebih aman, nyaman, serta mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional. Langkah strategis ini juga diharapkan mendorong munculnya inovasi pembelajaran dan meningkatkan semangat belajar para siswa di seluruh Indonesia.***













