MAJALAH NARASI– Konflik Hak Guna Usaha (HGU) PT Sugar Group Companies (SGC) yang sudah berlangsung lama di Lampung kembali menjadi sorotan. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Muda Lampung (FML) berencana menggelar diskusi publik di Jakarta untuk mencari solusi konkret atas sengketa agraria yang menimbulkan ketegangan sosial di berbagai daerah.
Hingga kini, masalah HGU PT SGC belum menemukan titik terang. Sengketa ini melibatkan masyarakat adat, petani, serta perusahaan, dan telah memicu konflik sosial serta protes di lapangan. Kondisi ini membuat keadilan agraria di Lampung menjadi isu yang mendesak untuk segera ditangani.
Sekretaris Jenderal FML, M Iqbal Farochi, menegaskan pentingnya langkah ini. “Sudah saatnya semua pihak duduk bersama dan membuka ruang diskusi konstruktif. Diskusi publik ini akan menjadi wadah bagi mahasiswa, pemerintah, akademisi, tokoh masyarakat, dan pihak perusahaan untuk menyampaikan pandangan mereka. Tujuannya, tentu, menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan,” ujar Iqbal.
Diskusi publik ini akan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk pakar hukum, pengamat agraria, perwakilan pemerintah daerah, mahasiswa, serta tokoh masyarakat. FML berharap forum ini tidak hanya menjadi ajang pernyataan pendapat, tetapi juga mampu menghasilkan rekomendasi konkret untuk pemerintah pusat agar masalah HGU PT SGC dapat terselesaikan secara tuntas.
Iqbal menambahkan, keterlibatan berbagai elemen masyarakat sangat penting untuk memastikan hasil diskusi bisa diterapkan secara nyata. “Kami ingin forum ini menjadi katalisator perubahan, bukan sekadar wacana. Semua pihak harus berkontribusi untuk menciptakan penyelesaian yang adil bagi masyarakat dan pelaku usaha, serta menjaga kelangsungan pembangunan pertanian dan sosial di Lampung,” tambahnya.
Rencananya, diskusi publik ini akan digelar dalam waktu dekat dan menjadi perhatian nasional karena sengketa HGU PT SGC dianggap sebagai salah satu konflik agraria yang paling pelik di Indonesia. FML menegaskan, partisipasi aktif publik dan transparansi proses menjadi kunci agar hasil diskusi benar-benar membawa solusi nyata.***
 
	    	 
                                






 
							





