MAJALAH NARASI– Pemerintah Provinsi Lampung kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional dengan meraih penghargaan bergengsi Mandaya Awards 2025 dari Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, A. Muhaimin Iskandar, kepada Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, dalam acara puncak Mandaya Awards 2025 yang berlangsung megah di Ballroom Plaza Jamsostek, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Mandaya Awards merupakan ajang penghargaan tahunan yang diberikan kepada pemerintah daerah, lembaga, dan tokoh yang dinilai memiliki dedikasi tinggi dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan sosial. Tahun ini, Pemprov Lampung meraih penghargaan kategori Dedikasi dan Kontribusi Pemberdayaan Masyarakat berkat berbagai inisiatif pembangunan inklusif berbasis desa dan penguatan ekonomi rakyat.
Dalam sambutannya, Menko PM Muhaimin Iskandar menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat bukan sekadar kegiatan seremonial atau bantuan sosial sesaat, melainkan strategi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang berdaya, mandiri, dan produktif. Ia menyebut penghargaan Mandaya sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras daerah yang mampu menciptakan perubahan sosial nyata di tengah masyarakat.
“Mandaya bukan sekadar penghargaan, tetapi simbol pengakuan negara terhadap kiprah nyata dalam pemberdayaan masyarakat. Ini menjadi cambuk bagi kita semua agar tidak berhenti di zona nyaman. Tantangan sosial dan ekonomi ke depan sangat kompleks, dan hanya masyarakat yang berdaya yang dapat menghadapinya,” ujar Muhaimin di hadapan ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia.
Muhaimin juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi bangsa saat ini. Berdasarkan data nasional tahun 2025, angka kemiskinan masih berada di level 8,47 persen, dengan sekitar 12,58 juta jiwa penduduk miskin di wilayah pedesaan. Selain itu, gini rasio atau tingkat ketimpangan sosial masih berada di angka 0,375, sementara dari 7,28 juta pengangguran nasional, sekitar 4,85 juta merupakan tenaga kerja terdidik yang belum terserap dunia kerja.
Menanggapi situasi tersebut, ia menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat menjadi solusi jangka panjang yang lebih efektif dibandingkan sekadar penyaluran bantuan sosial. Bantuan sosial, menurutnya, hanyalah “bantalan” sementara, sedangkan pemberdayaan adalah upaya membangun ekosistem yang menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan kepercayaan diri masyarakat.
“Mandaya adalah simbol perubahan paradigma, dari bantuan menjadi pemberdayaan, dari program menjadi gerakan, dari ide menjadi dampak nyata,” tegas Muhaimin.
Dalam ajang Mandaya Awards 2025, terdapat 50 inisiatif terbaik dari seluruh Indonesia yang mendapatkan penghargaan. Semuanya memiliki kesamaan visi, yakni keyakinan bahwa masyarakat harus menjadi pelaku utama pembangunan, bukan sekadar penerima manfaat.
Muhaimin juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, dan dunia usaha dalam membangun ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa setiap kebijakan dan penggunaan anggaran negara harus bermuara pada peningkatan daya saing masyarakat dan kesejahteraan sosial.
“Presiden telah menegaskan agar tidak ada lagi fasilitas publik yang terbengkalai. Semua harus dimanfaatkan untuk mendorong aktivitas ekonomi rakyat, terutama bagi pelaku UMKM dan kelompok masyarakat produktif di tingkat akar rumput,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional yang terbukti tangguh menghadapi krisis. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban menyediakan ruang, akses permodalan, dan fasilitas strategis agar UMKM terus tumbuh sehat dan mampu bersaing di era globalisasi.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, yang menerima penghargaan tersebut, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat kepada Provinsi Lampung. Ia menyebut penghargaan ini sebagai hasil kerja keras seluruh aparatur pemerintah daerah, pelaku UMKM, serta masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam berbagai program pemberdayaan.
“Penghargaan Mandaya ini menjadi bukti bahwa Lampung terus bergerak dalam jalur yang benar. Kami berkomitmen memperkuat kemandirian desa, memperluas akses ekonomi rakyat, dan memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan,” ujar Rahmat.
Rahmat menambahkan bahwa Pemprov Lampung telah meluncurkan sejumlah program unggulan berbasis pemberdayaan, seperti *Lampung Berjaya Desa Mandiri*, *Kredit Usaha Rakyat Lampung Maju*, serta *Program Wirausaha Muda Tangguh*. Program-program tersebut telah berhasil menurunkan angka pengangguran terbuka di beberapa kabupaten, sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat pedesaan.
Selain itu, Pemprov Lampung juga fokus mengembangkan sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata berbasis masyarakat sebagai langkah konkret untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal.
Penghargaan Mandaya Awards 2025 diharapkan menjadi momentum bagi seluruh daerah untuk terus berinovasi dalam membangun kemandirian masyarakat. Keberhasilan Provinsi Lampung menjadi inspirasi bahwa dengan kolaborasi, visi yang jelas, dan komitmen berkelanjutan, kesejahteraan sosial bukan sekadar cita-cita, tetapi sesuatu yang bisa diwujudkan bersama.***














