MAJALAH NARASI– Kebangkitan Bumi Dipasena memasuki fase baru. PT Sakti Biru Indonesia (SBI) tampil sebagai motor utama transformasi kawasan tambak udang terbesar di Indonesia melalui program Pemberdayaan Petambak Bumi Dipasena: Tribute untuk Merah Putih. Program ini bukan sekadar sosialisasi, melainkan langkah strategis untuk membangun model tambak modern yang berkelanjutan, inklusif, dan berdampak nyata pada kesejahteraan ribuan petambak.
Program ambisius ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian PPN/Bappenas dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), menegaskan posisi SBI sebagai mitra nasional yang dipercaya untuk memimpin kebangkitan sentra produksi udang Indonesia.
Direktur PT SBI, Suseno Reffandi, menekankan bahwa Dipasena bukan hanya aset Lampung, tetapi aset strategis nasional dengan potensi ekonomi yang sangat besar.
“Potensi Dipasena luar biasa. Dengan modernisasi, infrastruktur yang memadai, dan akses permodalan yang mudah, kami dapat memastikan perubahan nyata bagi petambak. SBI hadir untuk memastikan ekosistem ini berjalan dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat,” ujar Suseno.
SBI menegaskan pendekatan terpadu untuk kebangkitan Dipasena, mulai dari pembenahan infrastruktur tambak, penyediaan sistem produksi modern, penerapan teknologi budidaya terkini, hingga akses permodalan yang ramah bagi petambak. Program ini menempatkan petambak sebagai pelaku utama, bukan sekadar penonton.
SBI memposisikan diri sebagai penggerak sekaligus akselerator pembangunan ekosistem tambak udang Dipasena. Tiga fokus utama program ini adalah revitalisasi infrastruktur primer, peningkatan kapasitas dan teknologi, serta akses permodalan yang terbuka dan inklusif.
Dalam hal revitalisasi infrastruktur primer, SBI memperbaiki jaringan irigasi, pengaman pantai, dan fasilitas produksi yang selama bertahun-tahun menjadi hambatan bagi petambak. Langkah ini memastikan tambak siap berproduksi secara optimal, mengurangi risiko gagal panen, dan meningkatkan efisiensi.
Pada aspek peningkatan kapasitas dan teknologi, SBI menghadirkan program transfer pengetahuan, pendampingan teknis, dan penerapan teknologi modern yang menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan hasil panen. Program pelatihan ini meliputi teknik pembenihan, pengendalian penyakit udang, manajemen pakan, serta sistem monitoring tambak berbasis digital.
Untuk akses permodalan, SBI berkolaborasi dengan BRI guna membuka pembiayaan produktif bagi petambak kecil yang selama ini sulit mengakses modal. Sistem ini dirancang agar petambak dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa terbebani bunga tinggi atau persyaratan yang memberatkan.
Revitalisasi Dipasena tidak hanya menyasar aspek produksi. SBI juga menekankan pengembangan ekosistem pendukung, seperti pelibatan pelaku usaha lokal, pemasok pakan, dan layanan logistik, sehingga kebangkitan tambak berdampak luas terhadap perekonomian lokal.
Diperkirakan, melalui pengelolaan modern, potensi produksi udang di Dipasena yang mencapai 15.895 ton pada 2021 dapat meningkat signifikan. SBI menargetkan peningkatan kapasitas produksi hingga 25 persen dalam lima tahun ke depan, sambil memastikan praktik budidaya berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Program ini mendapat dukungan resmi pemerintah pusat dan tercantum dalam RPJMN 2025–2029, memastikan keberlanjutan, pendanaan lintas kementerian, serta keterlibatan berbagai pihak strategis selama lima tahun ke depan. Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan perbankan diyakini mampu mengembalikan Dipasena sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, lumbung produksi udang nasional, dan simbol kemandirian akuakultur Indonesia.
Melalui program Pemberdayaan Petambak Bumi Dipasena: Tribute untuk Merah Putih, PT Sakti Biru Indonesia menunjukkan komitmen nyata untuk menghadirkan ekosistem tambak yang modern, produktif, dan inklusif, sekaligus membangun model pembangunan tambak berkelanjutan yang dapat direplikasi di sentra produksi lain di Indonesia.***














