MAJALAH NARASI— Suasana sepak bola Tanah Air kembali memanas! Para pecinta Timnas Indonesia kini mulai bergerak membentuk Gerakan Suporter Indonesia: Selamatkan Timnas dari Kebijakan PSSI! yang menyerukan aksi boikot besar-besaran terhadap tiket dan layanan streaming pertandingan skuad Garuda.
Langkah ini mencuat setelah pengamat sepak bola asal Bandar Lampung, Iwal Burhani, melontarkan pernyataan tajam mengenai arah kebijakan federasi yang dinilai semakin menjauh dari suara rakyat.
“Fanatisme sepak bola modern ini malah merugikan suporter. Kita harus tegas agar PSSI mau mendengar suara kita, bukan pundit. Kita beli tiket mahal, langganan streaming, tapi suara kita diabaikan,” ujarnya dengan nada kecewa.
Menurut Iwal, satu-satunya cara agar federasi benar-benar sadar adalah dengan menghentikan aliran uang dari kantong suporter. “Sepak bola itu milik rakyat, bukan segelintir orang. Tidak ada rakyat yang ingin Shin Tae-yong dipecat, tapi kenapa PSSI seperti jalan sendiri?” tegasnya.
Pernyataan itu pun mendapat dukungan dari Keken Ismitama, pemerhati Bhayangkara Presisi Lampung FC, yang menilai kritik tersebut sangat masuk akal dan logis. Ia menegaskan bahwa yang paling berhak bersuara adalah mereka yang rela merogoh kocek demi mendukung Timnas.
“Komentator memang penting, tapi fungsinya hanya meramaikan suasana. Yang membayar tiket dan langganan streaming adalah suporter, jadi suara merekalah yang harusnya jadi prioritas,” ujarnya.
Keken juga menilai keputusan PSSI yang terlalu mudah terpengaruh opini pundit justru bisa menghancurkan sistem yang sudah dibangun selama lima tahun terakhir oleh Shin Tae-yong. “Kalau dia bukan pelatih bagus, Timnas enggak bakal bisa sejauh ini di Round 4. Shin sudah buktiin kualitasnya,” tambahnya.
Tak hanya itu, Keken bahkan menyinggung sosok Jeje, eks penerjemah Timnas era Shin Tae-yong, yang kini dikenal lewat podcast analisis sepak bola bersama Bung Harpa. “Coba tonton podcast Jeje dan Bung Harpa. Cara mereka menganalisis pertandingan luar biasa. Itu bukti Shin Tae-yong mampu menularkan ilmunya dengan luar biasa. Pundit kita aja kalah dalam soal itu,” ujarnya menutup pembicaraan.
Gelombang desakan terhadap PSSI kini kian menguat di media sosial. Tagar SelamatkanTimnas dan BoikotPSSINow mulai ramai di jagat maya. Akankah federasi mendengar suara para suporter? Ataukah langkah ekstrem ini justru jadi awal perubahan besar bagi sepak bola Indonesia?***














