MAJALAH NARASI– Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat kinerja ekonomi Lampung terus menunjukkan tren positif. Pada Triwulan III 2025, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year-on-year), menjadikan Lampung provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Pulau Sumatera. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di berbagai sektor.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Dr. Ahmadriswan Nasution, S.Si., M.T., menjelaskan bahwa Lampung memberikan kontribusi 10,13 persen terhadap total perekonomian Sumatera. Secara triwulanan (quarter-to-quarter), pertumbuhan ekonomi Lampung tercatat 0,69 persen.
Pertumbuhan ekonomi Lampung didorong oleh sektor primer, khususnya pertanian, kehutanan, dan perikanan. Produksi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan meningkat signifikan. Sektor industri pengolahan, terutama makanan dan minuman, juga menunjukkan pertumbuhan seiring meningkatnya volume penjualan listrik dan ekspor.
Investasi di Lampung menunjukkan lonjakan signifikan. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp3,57 triliun, melonjak 239,52 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat 54,3 juta dolar AS atau naik 10,14 persen. Aktivitas perdagangan internasional juga menguat, dengan nilai ekspor mencapai 1,78 miliar dolar AS (tumbuh 16,04 persen) dan impor 445,83 juta dolar AS (naik 13,16 persen). Stabilitas harga tetap terjaga dengan inflasi September 2025 sebesar 1,17 persen (year-on-year).
Mobilitas masyarakat juga menjadi indikator positif. Jumlah penumpang meningkat di berbagai moda transportasi, mulai dari kereta api, angkutan darat, penyeberangan, hingga penerbangan. Aktivitas pariwisata naik signifikan, tercermin dari lonjakan perjalanan wisatawan nusantara sebesar 58,13 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Dr. Anang Risgiyanto, menyatakan bahwa secara kumulatif Triwulan I–III 2025, pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai 5,19 persen, meningkat dari 4,33 persen pada periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, pertumbuhan ini menunjukkan pemulihan ekonomi Lampung semakin kuat dan merata di berbagai sektor.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap menjadi penyumbang terbesar PDRB Lampung dengan pertumbuhan 7,74 persen dan kontribusi 28,38 persen. Pertumbuhan ini didukung produksi hortikultura dan perkebunan. Sektor akomodasi dan makan minum tumbuh 7,35 persen, seiring meningkatnya mobilitas dan aktivitas pariwisata. Sektor konstruksi naik 6,96 persen akibat tingginya investasi dan percepatan pembangunan infrastruktur, sementara administrasi pemerintahan meningkat 5,36 persen berkat realisasi belanja publik.
Beberapa sektor mengalami tekanan, seperti listrik dan gas serta pertambangan dan penggalian, yang menurun akibat efisiensi produksi dan penurunan ekspor mineral mentah. Namun secara keseluruhan, struktur ekonomi Lampung tetap ditopang oleh sektor pertanian dan industri pengolahan, dengan kontribusi utama pertanian 28,38 persen, industri pengolahan 19,44 persen, perdagangan 13,91 persen, dan konstruksi 9,06 persen. Kepala Bappeda menekankan bahwa rantai nilai agroindustri menjadi kekuatan utama ekonomi Lampung, mulai dari hulu pertanian hingga ekspor produk olahan.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh investasi PMTB yang naik 6,05 persen, menandakan kemajuan pembangunan infrastruktur. Ekspor barang dan jasa tumbuh 5,33 persen, didukung komoditas unggulan seperti kopi, singkong, CPO, ayam, dan produk olahan. Konsumsi rumah tangga stabil sebesar 4,94 persen, meski menghadapi tekanan harga pangan dan energi. Impor meningkat 7,52 persen, positif jika digunakan sebagai bahan baku industri, namun tetap perlu diantisipasi agar tidak menurunkan kapasitas produksi domestik.
Ke depan, Pemprov Lampung akan memperkuat hilirisasi sektor pertanian, fokus pada komoditas unggulan seperti kopi, singkong, jagung, dan peternakan. Pemerintah juga mendorong pertumbuhan industri pengolahan dan UMKM agro, memperkuat pariwisata berbasis komunitas melalui penataan destinasi dan pengembangan kalender wisata daerah, menjaga daya beli masyarakat melalui stabilisasi harga pangan dan operasi pasar, serta mempercepat pembangunan infrastruktur strategis, termasuk jalan produksi, pelabuhan agro, dan fasilitas cold storage untuk mendukung kelancaran logistik dan perdagangan.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Lampung pada Triwulan III-2025 stabil dan berkelanjutan. Sektor pertanian dan agroindustri tetap menjadi tulang punggung, diperkuat oleh investasi dan ekspor yang meningkat. Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen menjaga momentum ini agar pertumbuhan ekonomi tetap inklusif, tangguh, dan kompetitif di tingkat nasional. Lampung kini bukan hanya pusat produksi agrikultur, tetapi juga destinasi investasi dan pariwisata yang terus menunjukkan performa menjanjikan di Sumatera.***














