• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Iklan & Kerjasama
  • Kontributor
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak
Friday, October 31, 2025
Majalahnarasi.id
Advertisement
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian
No Result
View All Result
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian
No Result
View All Result
Majalahnarasi.id
No Result
View All Result
Home Pemerintahan Bandar Lampung

Administrasi Kesedihan: Puisi Muhammad Alfariezie sebagai Kritik Satir dan Luka Sosial Kota Bandar Lampung

by Shifa Yuhananda
October 20, 2025
in Bandar Lampung
Administrasi Kesedihan: Puisi Muhammad Alfariezie sebagai Kritik Satir dan Luka Sosial Kota Bandar Lampung
585
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MAJALAH NARASI – Dalam lanskap sastra modern, puisi tidak lagi dibatasi oleh aturan klasik tentang rima dan irama. Ia kini menjadi medium ekspresi bebas bagi penyair untuk menyalurkan keresahan sosial, kritik politik, dan refleksi moral yang lahir dari realitas zamannya. Salah satu bentuk ekspresi yang menonjol adalah realisme satir, di mana kejujuran terhadap realitas dikombinasikan dengan sindiran tajam terhadap kekuasaan atau kebijakan yang menindas rakyat.

Puisi berjudul “Administrasi Kesedihan” karya Muhammad Alfariezie, penyair asal Bandar Lampung, merupakan contoh nyata dari realisme satir yang lahir dari konteks lokal namun merefleksikan problem universal: penyalahgunaan kekuasaan dan kemandegan birokrasi yang menimbulkan luka sosial.

Administrasi Kesedihan

Berita Lainnya

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie

Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu

Skandal SMA Siger di Bandar Lampung Memanas, Ketua Yayasan Diduga Eks Pejabat Tinggi Bappeda

Bandar Lampung menyedihkan
bukan karena kaum pelangi
atau menyandang pembenci rapi
dan bersih tapi karena wali kotanya

Menjadikan bunda ancaman
masa depan remaja pra sejahtera!

Menjadikan miliaran rupiah
tumpukan kertas tanpa guna!

2025

Dalam bait-bait pendeknya, Alfariezie menghadirkan potret getir sebuah kota yang seharusnya menjadi tempat kemajuan, namun justru menjadi ladang ironi akibat kebijakan yang menekan masyarakat kecil. Baris “bukan karena kaum pelangi atau menyandang pembenci rapi dan bersih tapi karena wali kotanya” menjadi semacam pintu kritik yang menohok, mengalihkan sorot dari kelompok sosial tertentu ke pemimpin yang kehilangan empati dan nurani.

Realisme Satir dalam Konteks Teori Sastra

Dari perspektif teori sastra, puisi ini dapat dianalisis menggunakan pendekatan realisme satir. Menurut György Lukács, realisme berupaya menyingkap kontradiksi sosial secara jujur, sementara Jonathan Swift dan George Orwell menunjukkan bagaimana satire dapat menyoroti kekuasaan tanpa kehilangan estetika. Dalam konteks ini, bahasa lugas dan ironi yang digunakan Alfariezie menjadi senjata moral, menggugat kebijakan pemerintah kota yang menindas masyarakat pra sejahtera.

Analisis: Simbol, Ironi, dan Luka Sosial

  1. Ironi Kepemimpinan dan Dekonstruksi Moral
    Baris “Menjadikan bunda ancaman masa depan remaja pra sejahtera!” mengandung simbolisasi kuat. Kata “bunda” yang biasanya melambangkan perlindungan, dalam puisi ini justru menjadi representasi kekuasaan yang menakutkan. Dalam teori dekonstruksi moral, penyair memutarbalikkan nilai keibuan untuk mengkritik sistem kepemimpinan yang kehilangan rasa kemanusiaan.
  2. Tumpukan Kertas sebagai Simbol Kemandegan Birokrasi
    “Menjadikan miliaran rupiah, tumpukan kertas tanpa guna!” menjadi metafora cerdas bagi birokrasi yang gemuk namun mandul. Uang publik dan dokumen yang menumpuk menjadi simbol ketiadaan aksi nyata, selaras dengan kritik Karl Marx tentang alienasi sosial di mana materi menguasai manusia, bukan sebaliknya.
  3. Satire sebagai Perlawanan Estetis
    Menurut Mikhail Bakhtin, satire merupakan dialog sosial antara penguasa dan yang tertindas. Alfariezie menggunakan ironi dan permainan makna untuk memberikan ruang bagi suara rakyat kecil. Puisi ini tidak menjerit dengan amarah, melainkan menohok dengan diam yang tajam, menghadirkan bentuk perlawanan estetis terhadap kesewenang-wenangan.

Makna Sosial dan Kesadaran Kritis

Puisi ini lahir dari konteks sosial di mana kebijakan publik sering kali dibungkus jargon moral, namun minim implementasi empatik. Alfariezie mengajak pembaca merenungkan arti kepemimpinan yang sejati. Ia menekankan bahwa kesedihan kota bukan akibat warganya, tetapi karena penguasa yang abai terhadap nurani. “Bandar Lampung menyedihkan bukan karena rakyatnya, tapi karena penguasa yang lupa arah,” tulis penyair sebagai interpretasi bebas.

Puisi ini menjadi cermin sosial di mana masyarakat dapat menatap wajah kotanya sendiri: apakah masih memiliki daya untuk bertindak atau diam di tengah ketidakadilan yang dianggap biasa.

Kesimpulan: Puisi sebagai Alat Kesadaran Politik dan Moral

“Administrasi Kesedihan” menegaskan bahwa sastra bukan sekadar seni kata, tetapi sarana kesadaran kritis. Bahasa puitik digunakan untuk menggugat, bukan memuja; ironinya membuka mata publik bahwa kebijakan yang salah arah bisa menimbulkan luka sosial berkepanjangan. Karya Alfariezie menjadi contoh sastra keterlibatan, di mana penyair turun langsung ke ranah kritik sosial, mengguncang hati dan pikiran pembaca, serta meninggalkan pesan jujur: kota yang menyedihkan bukanlah kota tanpa gedung, melainkan kota tanpa nurani.***

Source: WAHYUDIN
Tags: AdministrasiKesedihanKritikSosialMuhammadAlfarieziePuisiRealismeSatireSastraModern
Previous Post

Junaedi Resmi Nahkodai Pajero Indonesia One Chapter Krakatau 2025–2027: Janji Solid, Peduli Sosial, dan Promosikan Wisata Lampung

Next Post

Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan 2025: Gubernur Mirza Dorong Sinergi Pers dan Praktisi Kehumasan Bangun Kredibilitas Pemerintah di Era Digital

Shifa Yuhananda

Shifa Yuhananda

Related Posts

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie
Bandar Lampung

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie

by Melda
October 30, 2025
Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu
Bandar Lampung

Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu

by Melda
October 29, 2025
Skandal SMA Siger di Bandar Lampung Memanas, Ketua Yayasan Diduga Eks Pejabat Tinggi Bappeda
Bandar Lampung

Skandal SMA Siger di Bandar Lampung Memanas, Ketua Yayasan Diduga Eks Pejabat Tinggi Bappeda

by Melda
October 28, 2025
Bupati Tinjau SPPG Padang Manis, Pastikan Pemberian Gizi Anak dan Ibu Hamil Berkualitas di Way Lima
Bandar Lampung

Bupati Tinjau SPPG Padang Manis, Pastikan Pemberian Gizi Anak dan Ibu Hamil Berkualitas di Way Lima

by Melda
October 28, 2025
Aktivis ’98 Serukan “Revolusi Demokrasi Pancasila”, Tuntut Elit Politik Bangkit dari Bayang-Bayang Uang
Bandar Lampung

Aktivis ’98 Serukan “Revolusi Demokrasi Pancasila”, Tuntut Elit Politik Bangkit dari Bayang-Bayang Uang

by Melda
October 28, 2025
Next Post
Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan 2025: Gubernur Mirza Dorong Sinergi Pers dan Praktisi Kehumasan Bangun Kredibilitas Pemerintah di Era Digital

Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan 2025: Gubernur Mirza Dorong Sinergi Pers dan Praktisi Kehumasan Bangun Kredibilitas Pemerintah di Era Digital

Recommended

Praktisi Hukum Minta Media Lampung Berimbang dalam Berita Dugaan Penyalahgunaan Mobil Dinas

Praktisi Hukum Minta Media Lampung Berimbang dalam Berita Dugaan Penyalahgunaan Mobil Dinas

October 7, 2025
Panduan Hidup Sehat bagi Pelajar SMA: Rahasia Energi, Fokus, dan Prestasi Maksimal

Panduan Hidup Sehat bagi Pelajar SMA: Rahasia Energi, Fokus, dan Prestasi Maksimal

September 18, 2025

Categories

  • Bandar Lampung
  • Beasiswa & Karir
  • Berita Pendidikan
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lampung Barat
  • Lampung Selatan
  • Lampung Tengah
  • Lampung Utara
  • Literasi & Budaya
  • Multimedia
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Pesawaran
  • Pringsewu
  • Riset & Opini
  • Tanggamus
  • Teknologi Pendidikan
  • Tips Belajar & Ujian
  • Uncategorized

Don't miss it

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie
Bandar Lampung

Lirisisme Waktu dan Kepekaan Alam dalam Puisi Senyum yang Mengalir di Antara Gugur Karya Muhammad Alfariezie

October 30, 2025
Sudah Tak Relevan, RTRW Kabupaten Pringsewu Mendesak untuk Direvisi
Pringsewu

Sudah Tak Relevan, RTRW Kabupaten Pringsewu Mendesak untuk Direvisi

October 30, 2025
Program Makanan Bergizi Gratis Resmi Jalan! SPPG Polres Pringsewu Siap Layani Ribuan Siswa Tiap Hari, Sekolah dan Warga Sambut Antusias
Pringsewu

Program Makanan Bergizi Gratis Resmi Jalan! SPPG Polres Pringsewu Siap Layani Ribuan Siswa Tiap Hari, Sekolah dan Warga Sambut Antusias

October 30, 2025
Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu
Bandar Lampung

Sudirman Ail, Sebuah Biografi dari Bumi Raflesia: Kisah Inspiratif yang Menembus Waktu

October 29, 2025
Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-97 di Kabupaten Pringsewu Menjadi Sorotan, Semangat Pemuda Menggema di Lapangan Pemkab
Pesawaran

Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-97 di Kabupaten Pringsewu Menjadi Sorotan, Semangat Pemuda Menggema di Lapangan Pemkab

October 29, 2025
Semangat Sumpah Pemuda Menggema di Polres Tanggamus: Generasi Muda Didorong Jadi Penentu Sejarah Bangsa
Tanggamus

Semangat Sumpah Pemuda Menggema di Polres Tanggamus: Generasi Muda Didorong Jadi Penentu Sejarah Bangsa

October 28, 2025
Majalahnarasi.id

© 2025 - Majalahnarasi.id

No Result
View All Result
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian

© 2025 - Majalahnarasi.id