• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Iklan & Kerjasama
  • Kontributor
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak
Tuesday, December 16, 2025
Majalahnarasi.id
Advertisement
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian
No Result
View All Result
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian
No Result
View All Result
Majalahnarasi.id
No Result
View All Result
Home Pemerintahan

Puluhan Ribu Petani Kepung Jakarta di Hari Tani Nasional 2025, Desak Pemerintah Tuntaskan Krisis Agraria

by Melda
September 22, 2025
in Pemerintahan, Peristiwa
Puluhan Ribu Petani Kepung Jakarta di Hari Tani Nasional 2025, Desak Pemerintah Tuntaskan Krisis Agraria
585
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MAJALAH NARASI– Gelombang massa petani dari berbagai daerah dipastikan akan mengguncang Jakarta pada 24 September 2025 mendatang. Peringatan Hari Tani Nasional tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum perlawanan rakyat tani terhadap kegagalan pemerintah menjalankan reforma agraria selama 65 tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960 berlaku.

Sekitar 12 ribu petani dari Jawa Barat dan Banten akan bergerak menuju Gedung DPR RI bersama aliansi buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil. Di waktu bersamaan, 13 ribu petani lainnya akan melakukan aksi serentak di 13 provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara. Total 25 ribu petani akan bersuara lantang, mendesak pemerintah segera menyelesaikan 24 masalah struktural agraria dan melaksanakan sembilan langkah perbaikan.

“Ini puncak kemuakan rakyat. Reforma agraria yang dijanjikan lintas rezim tidak pernah dijalankan. Petani terus kehilangan tanah, nelayan kehilangan laut, dan masyarakat adat dirampas wilayahnya,” tegas Dewi Kartika, Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mewakili 139 organisasi tani dan nelayan, dalam konferensi pers di Jakarta, 21 September 2025.

Berita Lainnya

FML Minta Bareskrim Ambil Alih Dugaan Pungutan Rehab Sekolah Lambar

Gapura Jalan Kenanga II Pringsewu Belum Terwujud, Warga Keluhkan Tertunda Tiga Tahun

Muhammad Alfariezie, Penyair Muda Lampung yang Kritik Doa dan Materialisme

Petani Melawan: Dari Karawang hingga Banten
Dari Karawang, Serikat Pekerja Tani Karawang (Sepetak) menegaskan ikut serta karena tanah subur lumbung padi kini banyak berubah jadi kawasan industri dan investasi. “Karawang bukan lagi lumbung padi, melainkan lumbung beton. Petani terusir dari lahannya sendiri,” ujar Rangga Wijaya dari Sepetak.

Dari Banten, Pergerakan Petani Banten (P2B) melaporkan maraknya konflik dengan aparat militer yang mengambil alih tanah rakyat dengan dalih ketahanan pangan. “Pohon dan tanaman rakyat dihancurkan, tanah dirampas, lalu ditanami jagung atas nama proyek pangan. Ini bentuk perampasan yang dilegalkan,” kata Abay Haetami, Ketua P2B.

Konflik juga terjadi di pesisir Ujung Kulon. Nelayan dilarang berlabuh ke pulau-pulau kecil untuk berlindung dari cuaca buruk, bahkan dituduh mencuri. Situasi ini semakin memperburuk ketidakadilan agraria di wilayah pesisir.

Sementara itu, generasi muda petani juga turun ke jalan. May Putri Evitasari dari Paguyuban Petani Aryo Blitar menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk keberlanjutan perjuangan orangtua mereka. “Kami kehilangan tanah, kami kehilangan masa depan. Anak-anak muda desa terpaksa bekerja ke kota atau ke luar negeri sebagai TKW. Ini bukan pilihan, melainkan keterpaksaan akibat gagalnya kebijakan agraria,” katanya.

Reforma Agraria Hanya Janji Kosong?
Data KPA menunjukkan, sepanjang satu dekade terakhir (2015–2024), sedikitnya terjadi 3.234 letusan konflik agraria dengan luas mencapai 7,4 juta hektare. Akibatnya, sekitar 1,8 juta keluarga kehilangan tanah dan mata pencaharian. Ironisnya, satu persen kelompok elit menguasai 58% tanah, kekayaan alam, dan sumber produksi, sementara 99% rakyat harus berebut sisanya.

“Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) yang dibentuk sejak era Jokowi hingga Prabowo hanya jadi formalitas. Rapat demi rapat menghabiskan uang rakyat, tapi tanah rakyat tetap dirampas. Tidak ada kanal penyelesaian konflik, tidak ada perlindungan bagi petani,” kritik Dewi Kartika.

Lebih jauh, Dewi menuding proyek-proyek besar seperti Proyek Strategis Nasional (PSN), food estate, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), bank tanah, hingga militerisasi pangan justru menjadi alat legal perampasan tanah. Desa-desa, hutan adat, hingga wilayah tangkap nelayan semakin menyempit demi kepentingan investor.

“Baik era Jokowi maupun Prabowo, sama-sama gagal menunaikan amanat UUPA 1960 sebagai perwujudan Pasal 33 UUD 1945. Reforma agraria sejati tidak pernah terwujud. Yang ada hanya proyek pencitraan dan investasi yang mengorbankan rakyat kecil,” tambahnya.

Tuntutan Tegas di Hari Tani Nasional
Dalam aksi ini, para petani menyuarakan sembilan tuntutan perbaikan atas 24 masalah struktural agraria, di antaranya:

  1. Redistribusi tanah secara adil bagi petani kecil.
  2. Pengakuan dan perlindungan tanah masyarakat adat.
  3. Penyelesaian konflik agraria dengan jalur hukum yang berpihak pada rakyat.
  4. Hentikan kriminalisasi petani dan nelayan.
  5. Evaluasi proyek food estate dan PSN yang merampas tanah rakyat.
  6. Revisi kebijakan bank tanah yang tidak pro-petani.
  7. Lindungi lahan pertanian produktif dari alih fungsi lahan besar-besaran.
  8. Pastikan generasi muda petani memiliki akses ke lahan dan pekerjaan.
  9. Bentuk lembaga independen penyelesaian konflik agraria.

Hari Tani Nasional 2025 bukan hanya peringatan sejarah lahirnya UUPA 1960, tetapi juga momentum pengingat bahwa reforma agraria sejati masih jauh dari harapan. Suara lantang 25 ribu petani di seluruh Indonesia adalah peringatan keras bagi rezim yang terus abai: tanah adalah kehidupan, dan tanpa tanah, rakyat akan kehilangan masa depan.***

Tags: HariTaniNasional2025KonflikTanahKrisisAgrariaPetaniMelawanReformaAgraria
Previous Post

Panduan Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital: Tips Ampuh untuk Pelajar dan Mahasiswa

Next Post

Strategi Mendapatkan Beasiswa Pendidikan Tinggi di Eropa

Melda

Melda

Related Posts

FML Minta Bareskrim Ambil Alih Dugaan Pungutan Rehab Sekolah Lambar
Bandar Lampung

FML Minta Bareskrim Ambil Alih Dugaan Pungutan Rehab Sekolah Lambar

by Melda
December 16, 2025
Gapura Jalan Kenanga II Pringsewu Belum Terwujud, Warga Keluhkan Tertunda Tiga Tahun
Pringsewu

Gapura Jalan Kenanga II Pringsewu Belum Terwujud, Warga Keluhkan Tertunda Tiga Tahun

by Melda
December 16, 2025
Muhammad Alfariezie, Penyair Muda Lampung yang Kritik Doa dan Materialisme
Bandar Lampung

Muhammad Alfariezie, Penyair Muda Lampung yang Kritik Doa dan Materialisme

by Melda
December 16, 2025
Reses DPRD Pringsewu Bahas Infrastruktur dan Tunjangan Posyandu
Pringsewu

Reses DPRD Pringsewu Bahas Infrastruktur dan Tunjangan Posyandu

by Melda
December 16, 2025
Edwin Apriandi Daftar Calon Ketua PWI Lampung Selatan 2026–2029
Lampung Selatan

Edwin Apriandi Daftar Calon Ketua PWI Lampung Selatan 2026–2029

by Melda
December 15, 2025
Next Post
Strategi Mendapatkan Beasiswa Pendidikan Tinggi di Eropa

Strategi Mendapatkan Beasiswa Pendidikan Tinggi di Eropa

Recommended

Polemik PT LEB: Kelinci Percobaan Hukum Dana Bagi Hasil Migas atau Fallasi Regulasi yang Membingungkan Publik?

Polemik PT LEB: Kelinci Percobaan Hukum Dana Bagi Hasil Migas atau Fallasi Regulasi yang Membingungkan Publik?

November 2, 2025
Ketegangan di Kementerian Kehutanan: Hutan Tenang, Krisis Menggantung

Ketegangan di Kementerian Kehutanan: Hutan Tenang, Krisis Menggantung

December 15, 2025

Categories

  • Bandar Lampung
  • Beasiswa & Karir
  • Berita Pendidikan
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lampung Barat
  • Lampung Selatan
  • Lampung Tengah
  • Lampung Timur
  • Lampung Utara
  • Literasi & Budaya
  • Metro
  • Multimedia
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Pesawaran
  • Pringsewu
  • Riset & Opini
  • Tanggamus
  • Teknologi Pendidikan
  • Tips Belajar & Ujian
  • Tulang Bawang
  • Uncategorized

Don't miss it

FML Minta Bareskrim Ambil Alih Dugaan Pungutan Rehab Sekolah Lambar
Bandar Lampung

FML Minta Bareskrim Ambil Alih Dugaan Pungutan Rehab Sekolah Lambar

December 16, 2025
Gapura Jalan Kenanga II Pringsewu Belum Terwujud, Warga Keluhkan Tertunda Tiga Tahun
Pringsewu

Gapura Jalan Kenanga II Pringsewu Belum Terwujud, Warga Keluhkan Tertunda Tiga Tahun

December 16, 2025
Muhammad Alfariezie, Penyair Muda Lampung yang Kritik Doa dan Materialisme
Bandar Lampung

Muhammad Alfariezie, Penyair Muda Lampung yang Kritik Doa dan Materialisme

December 16, 2025
Reses DPRD Pringsewu Bahas Infrastruktur dan Tunjangan Posyandu
Pringsewu

Reses DPRD Pringsewu Bahas Infrastruktur dan Tunjangan Posyandu

December 16, 2025
Edwin Apriandi Daftar Calon Ketua PWI Lampung Selatan 2026–2029
Lampung Selatan

Edwin Apriandi Daftar Calon Ketua PWI Lampung Selatan 2026–2029

December 15, 2025
Ketegangan di Kementerian Kehutanan: Hutan Tenang, Krisis Menggantung
Bandar Lampung

Ketegangan di Kementerian Kehutanan: Hutan Tenang, Krisis Menggantung

December 15, 2025
Majalahnarasi.id

© 2025 - Majalahnarasi.id

No Result
View All Result
  • Berita Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Beasiswa & Karir
  • Kesehatan & Psikologi
  • Komunitas & Event
  • Lainnya
    • Literasi & Budaya
    • Multimedia
    • Riset & Opini
    • Teknologi Pendidikan
    • Tips Belajar & Ujian

© 2025 - Majalahnarasi.id