MAJALAH NARASI – Derasnya hujan yang mengguyur wilayah Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, memicu banjir dan tanah longsor yang memutus akses jalan serta merendam organisasi warga. Kondisi ini langsung direspons Bupati Tanggamus, Hai. Moh. Saleh Asnawi, dan anggota DPRD Tanggamus Rahman Agus yang turun langsung meninjau lokasi bencana pada Jumat (12/9/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Bupati didampingi Ketua TP-PKK Tanggamus Hj. Siti Mahmudah Saleh, Ibu Yeni Verawati, Camat Cukuh Balak Alsep Rizam, Anggota DPRD Tanggamus Fraksi PDI-P Rahman Agus, Kapolsek Cukuh Balak, Ketua Tagana Wilayah Timur Liskori, serta para Kepala Pekon se-Cukuh Balak.
Rombongan meninjau titik longsor yang memutus jalan dan organisasi yang terdampak banjir, sebelum berkumpul di Kantor Camat Cukuh Balak untuk mendengar langsung keluhan warga.
“Kami segera berkoordinasi dengan pihak terkait agar penanganan darurat bisa dilakukan secepat mungkin. Jangan sampai akses lumpuh masyarakat terlalu lama,” tegas Bupati Saleh Asnawi.

Sebagai wujud bantuan, Bupati juga menyerahkan berupa paket sembako untuk meringankan beban korban banjir dan longsor. “Bantuan ini mungkin belum cukup, tapi semoga bisa sedikit mengurangi beban warga. Pemerintah daerah akan terus hadir mendampingi masyarakat,” tambahnya.
Kepala Pekon Pekondoh, Ahmad Zazani, menjelaskan penyebab banjir di wilayahnya. “Saluran udara di pekon terlalu sempit sehingga tidak mampu menampung limpahan air dari gunung. Akibatnya, air meluap ke organisasi. Kami sangat berharap pemerintah bisa melakukan normalisasi sungai atau membangun saluran baru menuju sungai besar,” ujarnya penuh harap.
Sementara itu, Camat Cukuh Balak, Alsep Rizam, mengapresiasi kedatangan Bupati dan rombongan. Menurutnya, kehadiran pemimpin daerah di tengah bencana memberikan semangat baru bagi warganya. “Semoga dengan kehadiran Bapak Bupati, penanganan banjir dan longsor ini bisa segera mendapatkan solusi terbaik,” ujarnya.
Kunjungan Bupati Tanggamus ini bukan sekedar simbol kepedulian, namun juga bentuk nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat yang sedang berkeringat. Meski demikian, tantangan terbesar adalah penanganan pascabencana. Perbaikan infrastruktur, pemulihan akses transportasi, hingga koordinasi lintas instansi harus menjadi prioritas utama agar masyarakat dapat segera bangkit.

Bencana di Cukuh Balak sekaligus menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan sinergi pemerintah, aparat, dan masyarakat, upaya mitigasi bencana dapat diperkuat sehingga risiko serupa dapat diminimalisir di masa depan.***














