MAJALAH NARASI— Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung Selatan terus memperkuat perannya sebagai jembatan antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat. Ketua Forum CSR, Akbar Bintang, tampil sebagai narasumber pada program talk show “Ruang Dialog” yang disiarkan langsung di LPPL Radio DBFM 93.0 MHz milik Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (5/11/2025). Acara ini dipandu oleh host Siti Ratu Selviana dan disiarkan secara live streaming melalui Facebook, TikTok, dan Instagram Radio DBFM.
Dalam diskusi yang mengangkat tema “Fungsi dan Peranan Forum CSR Bagi Pembangunan di Lampung Selatan,” Akbar menjelaskan bahwa CSR merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Program ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari pemberdayaan masyarakat, beasiswa pendidikan, hingga pengelolaan limbah yang berwawasan lingkungan.
“CSR adalah bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Tidak sekadar kewajiban formal, tapi juga bentuk kontribusi nyata dalam pembangunan sosial ekonomi di daerah,” jelas Akbar.
Akbar menekankan bahwa pembentukan Forum CSR bertujuan untuk menciptakan koordinasi yang lebih efektif antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Forum ini berperan merumuskan program-program CSR agar tepat sasaran, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat Lampung Selatan.
“Forum CSR menjadi jembatan komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah. Kami mendorong dunia usaha aktif berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan. Semua program difokuskan pada kepentingan masyarakat lokal, sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Forum CSR tidak memiliki kewenangan mengumpulkan dana atau pungutan langsung. Semua kegiatan bersifat fasilitatif, transparan, dan siap diaudit, sesuai peraturan presiden dan peraturan bupati yang berlaku.
Akbar mengungkapkan bahwa Forum CSR Lampung Selatan baru berjalan sekitar tiga bulan dan masih dalam tahap inventarisasi perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut. Dari sekitar 235 perusahaan yang ditargetkan bergabung pada tahun 2026, saat ini baru 40 perusahaan yang menjadi anggota aktif.
“Masih banyak perusahaan yang belum aware dan konsen terhadap CSR. Kami membangun kepercayaan dan eksistensi forum agar setiap pelaku usaha berbadan hukum dapat berpartisipasi sesuai kewajibannya,” tambah Akbar.
Salah satu fokus utama Forum CSR adalah kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem. Program unggulan seperti bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan pemberdayaan ekonomi lokal menjadi prioritas dalam agenda jangka pendek dan menengah.
“Tujuan kami jelas: memperkuat sinergi antara dunia usaha dan pemerintah daerah, sehingga pembangunan sosial ekonomi di Lampung Selatan berjalan berkelanjutan. Dampak positifnya akan dirasakan masyarakat langsung, terutama yang membutuhkan,” pungkas Akbar.
Dengan adanya Forum CSR, diharapkan Lampung Selatan semakin mampu mengoptimalkan peran perusahaan dalam pembangunan sosial, sekaligus menciptakan model kolaborasi yang transparan, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat.***














